JATENGNETWORK.COM - Ekosistem kripto terus mengalami perkembangan dengan munculnya inovasi terbaru bernama stablecoin.
Layaknya aset kripto lain, stablecoin tentu juga memberi manfaat terhadap industri keuangan digital.
stablecoin hadir karena investasi aset kripto memiliki volatilitas cukup tinggi dengan nilai yang spekulatif, baik jangka panjang maupun jangka pendek.
“Volatilitas stablecoin cenderung lebih rendah karena harga karena nilainya didasari terhadap aset konvensional, seperti kombinasi mata uang, emas, perak, atau aset berharga lainnya. Untuk alasan ini, stablecoin sering menjadi pilihan utama untuk keputusan keuangan dari pengguna aset kripto oleh institusional dan ritel,” terang Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha.
Baca Juga: Peringati HPN 2023, Hotel Aruss Semarang Ajak Wartawan Bermain Futsal
Tentunya, inovasi ini menjadi angin segar untuk investor yang ingin memiliki aset kripto namun bergerak dengan stabil.
Dari data yang dilansir dari CoinMarketCap, saat ini terdapat sebanyak 134 stablecoin dengan tiga stablecoin teratas yaitu, USDT, USDC, dan BUSD.
Mereka mewakili lebih dari 90% total kapitalisasi pasar stablecoin (US$127 miliar).
Adapun dua stablecoin yang saat ini paling diminati investor adalah USDT dan USDC karena nilainya berdasarkan mata uang dolar AS dengan rasio 1:1.
Baca Juga: Cegah Penyakit pada Ternak, KKN Undip Edukasi Pentingnya Biosecurity Bagi Peternak
USDT dan USDC menjadi stablecoin paling populer di pasar aset kripto.
Setiap unit aset kripto stablecoin yang beredar, didukung oleh dolar AS senilai US$ 1 yang disimpan sebagai cadangan dalam bentuk campuran uang tunai dan obligasi Treasury AS jangka pendek.
“UDST dan USDC menjadi pairing aset kripto paling banyak digunakan di berbagai bursa kripto dunia, hal ini memudahkan para investor dalam melakukan transaksi aset dalam jaringan stablecoin dengan pairing USDT dan USDC,” kata Panji.
Baca Juga: Ternyata Ini Profesi Pelaku Pencabulan 17 Bocah di Jambi, Pantas Masih Trendi dan Necis