Profil Salma Salsabil, Juara 1 Indonesian Idol 2023 yang Ternyata Mahasiswa ISI Yogyakarta

YOGYAKARTA, jatengnetwork.com - Ajang pencarian bakat bernyanyi alias Indonesian Idol 2023 sudah mengumumkan pemenangnya beberapa waktu lalu.

Dia adalah Salma Salsabil ‘Aliyyah yang merupakan mahasiswi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Sebelumnya, usai melewati perjuangan dan berbagai tantangan yang berliku, Salma Salsabil akhirnya tiba di babak grand final bersama dengan finalis lainnya yakni Nabila Taqiyyah.

Menurut informasi, Salma Salsabil selama ini sedang menempuh pendidikan di ISI Yogyakarta sebagai mahasiswa D4 jurusan Penyajian Musik, Fakultas Seni Pertunjukan (FSP).

Baca Juga: Series Yolo Siap Tayang, Adhisty Zara Perankan Gadis Pengidap Kanker yang Hidup Bebas dengan 3 Pria Sekaligus

Sebagai mahasiswa angkatan 2020, Salma Salsabil kini diketahui sedang duduk di bangku semester 6.

Prestasinya untuk menyabet gelar juara 1 Indonesian Idol 2023 rupanya mengantarkan Salma untuk bebas kuliah praktik lantaran SKS-nya sudah tercukupi. Hal itu didapatkan sebagai bentuk konversi prestasi Salma sesuai dengan SKS kampus.

Kabar baik bagi Salma Salsabil itu disampaikan langsung oleh Humas ISI Yogyakarta, Heri Abi Burachman Hakim.

Heri mengatakan bahwa saat ini Salma Salsabil sudah menempuh 110 SKS. Selanjutnya, dengan kompetisi yang ia ikuti, maka itu dianggap sedang menempuh 12 SKS.

Baca Juga: Netizen Ramai Berburu Link Video Syur 47 Detik Mirip Rebecca Klopper, Ini Kata Psikolog

Itu berdasarkan dengan kebijakan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang mana jika mahasiswa berprestasi bisa dikonversikan ke dalam SKS.

Lebih lanjut, Heri mengatakan bahwa konversi itu bukan hanya karena prestasi yang diterima oleh Salma Salsabil. Namun juga terkait korelasinya dengan jurusan dan kompetensi yang ditempuhnya.

Ajang pencarian bakat Indonesian Idol 2023 dianggap related dengan jurusan Salma, yaitu tentang tarik suara dan memainkan alat musik.

Sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta bahwa praktikum nyata yang tidak dilakukan di kelas adalah seperti terjun langsung ke dalam sebuah kompetisi.