Marak Isu Penculikan Anak, Keluarga Harap Segera Melapor

- Jumat, 3 Februari 2023 | 06:18 WIB
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nahar
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nahar

JATENGNETWORK.COM - Beberapa hari terakhir beredar di media sosial marak isu penculikan anak beredar di sejumlah daerah di tanah air yang meresahkan para orang tua.

Menanggapi isu tersebut, Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Nahar mengatakan adanya fenomena penculikan anak tak terlaporkan.

Dikatakannya, penculikan semacam ini justru lebih parah karena keluarga korban tak melakukan pencarian karena dianggap anak akan kembali.

Baca Juga: Guna Tingkatkan Mutu Usaha Catering di Desa Juwiran, Mahasiswa Tim 1 KKN Undip Adakan Sosialisasi

"Yang harus diwaspadai dia kehilangan anak lalu anggap tidak perlu dicari, kemungkinan itu ada nggak? Contoh di komunitas tertentu sudah biasa anak pergi pulangnya kapan-kapan. Itu bisa jadi nggak dicari," ungkap Nahar.

Nahar menegaskan pentingnya respons cepat dalam kasus penculikan anak.

Keluarga diharapkan secepatnya melapor ketika kehilangan anaknya. Sebab waktu ini dapat menentukan anak kembali dengan selamat atau tidak.

"Pencarian ketika diculik harus cepat, karena ada korban yang ditemukan sudah meninggal," terangnya.

Baca Juga: Info Lowongan Kerja Terbaru PT Varuna Tirta Prakasya, Berikut Syarat dan Cara Daftarnya

Nahar mengingatkan agar kewaspadaan keluarga dan lingkungan harus terus digalakkan. Apalagi, dia mengamati ruang penculikan anak terbuka karena semakin sempitnya anak bermain.

"Semakin terbatasnya orang tua dan lingkungan kontrol anak-anak di lingkungan mereka sendiri. Maka beberapa kasus ngajak anak dengan iming-iming, misal eskrim," ucap Nahar.

Pada kesempatan yang sama, Nahar juga meminta agar identifikasi terhadap terduga pelaku harus lebih cermat. Pasalnya, sebagian pelaku penculikan justru berpura-pura sebagai ODGJ.

"Selanjutnya anak diajarkan jangan percaya dengan iming-iming itu. Tapi pola pikir anak memang berbeda. Makanya penculik pahami psikologis anak dengan iming-iming makanan, bermain," tukasnya.***

BACA BERITA TERKINI DI JATENG NETWORK SELENGKAPNYA DI GOOGLE NEWS

Halaman:

Editor: M. Setiaji

Tags

Terkini

X