JATENGNETWORK.COM – Magdalene mengungkapkan jika Indonesia akhir-akhir ini sering disebut Fatherless Country.
Bahkan negara +62 ini masuk peringkat ke 3 besar dari seluruh negara yang mendapat gelar Fatherless Country.
Namun sayang, predikat peringkat ke 3 Fatherless Country tak sepatutnya pantas dirayakan.
Baca Juga: Elon Musk Akhirnya Dapat Ijin Tanam Chip Di Otak Manusia, Keren Atau Ngeri Ya
Predikat Fatherless Country ini lekat dengan kesedihan tanpa Ayah dalam menjalani kehidupan sehari-hari seorang anak,
Melansir dari laman resmi UGM, Diana Setiyawati Psikolog UGM mengungkapkan pendapatnya mengenai fenomena Fatherless Country yang sedang trending di Indonesia.
“Fatherless ini menjadi fenomena yang sudah dirasakan bersama di mana peran ayah bisa dikatakan minim”.
Kepala Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas psikologi UGM ini melanjutkan, “Namun, yang banyak terjadi ayah tidak terlibat dalam pengasuhan. Ini jadi fenomena yang cukup lazim”.
Baca Juga: Sejarah Hari Lahir Pancasila yang Diperingati Setiap 1 Juni, Millennials Wajib Tahu!
Ia mengungkapkan bahwa harusnya dalam mengasuh anak tak hanya seorang ibu saja yang berperan, namun sosok ayah juga harus ikut andil dalam membentuk karakter dan mengasuh anak.
Nyatanya faktor penyebab dari Fatherless Country ialah budaya patriarki yang masih mendominasi masyarakat Indonesia.
Dimana sosok perempuan digambarkan untuk wajib mengurus urusan domestik dan mengasuh anak.
Sedangkan sosok laki-laki kerap kaitannya dengan urusan publik atau mencari nafkah.
Baca Juga: Ikut Perayaan Hari Raya Waisak 2023 di Candi Borobudur? Ini 5 Rekomendasi Hotel yang Bisa Kamu Coba!
